Kehidupan ini
adalah setapak yang penuh ketidakpastian entah kemana. Kadang setapak
itu lebar dan penuh dengan hamparan rumput nan menyejukan. Kadang
diselingi bunga-bunga yang benar-benar indah. Kadang juga ada banyak
lubang dan kerikil kecil yang merepotkan orang yang melaluinya, serta
menyakitkan telapak ketika tak sengaja terkena ujung kerikil itu.
Dua gambaran yang saling mengisi dalam setapak itu. Saat indah begitu menyenangkanya, ah... andai saja saat itu terus ada. Tak lama berselang berganti saat yang buruk bahkan lebih baik tak ada sama sekali dari kehidupan. Mengapa kita harus diganggu oleh pengalaman pahit nan menyakitkan? Bukankah keindahan dan kebahaagiaan saja sudah lebih dari cukup bahkan menyenangkan bagi kehidupan?
Sebaiknya memang tak perlu ada kepedihan di dunia. Semuanya tergantikan saja oleh kebahagiaan. Kebahagiaan yang membuat orang tersenyum, membuat orang melupakan kesakitan, melupakan apa itu duka. Sebaiknya hanya sukacita mutlak ada d idunia, tak perlu dukacita. Apakah guna dari dukacita selain membuat kita terpuruk dalam perasaan sedih? Ah... andai aku bisa merasakan kebahagiaan saja di dunia ini.
Tetapi mengapa tidak ada kebahagiaan yang terus menerus, mengapa harus berganti-ganti rasa sakit? Dinamis! Memang dinamis. Bentar-bentar senang eh tak lama kemudian tawa bisa berganti air mata. Mengapa semua itu harus ada? Mengapa seolah bahagia dan rasa sakit ialah pasangan yang saling mengisi? Saat ini aku, kamu, dia, mereka, kalian! Menangis hancur dalam kepedihan, tak lama selang waktu yang memudarkanya kita berganti tertawa bahagia seakan kepedihan itu tak pernah ada. Begitu juga saat kita menangis dalam kehancuran, mengumpat, memaki, seakan kita yang paling malang di dunia ini! Seolah kebahagiaan itu tak pernah hadir bagi kita.
Apakah yang kalian maksud dengan bahagia? Benarkah kalian benar-benar merasakan apa itu kepedihan? Lalu mengapa kamu hanya bersyukur untuk setiap tawa dan selalu mengutuk setiap air mata kesedihan? Perlukah aku menjawab semua yang seharusnya kalian, kamu, dia, dan mereka jawab? Aku rasa tidak! Gak penting bagiku untuk seperduli itu pada kebodohan kalian semua! Sebab aku juga bodoh sama seperti kalian! Aku juga tak benar-benar mengerti mengapa pedih ada dalam diriku dan mengapa bahagia harus memabukanku.
Satu hal yang aku tahu kini, tanpa rasa sakit aku tak akan tahu apa itu bahagia dan tanpa bahagia aku tak mengerti apapun tentang rasa sakit. Keduanya perlu ada untuk selalu membuat aku sadar bahwa aku bukan siapa-siapa! Hanya masalah waktu sampai aku benar-benar sedih, benar-benar bahagia, dan benar-benar lepas dari keduanya.... lepas dari kotak waktu dan kehidupan yang berisi ke-dua-nya!
sebuah goresan rasa.
Dua gambaran yang saling mengisi dalam setapak itu. Saat indah begitu menyenangkanya, ah... andai saja saat itu terus ada. Tak lama berselang berganti saat yang buruk bahkan lebih baik tak ada sama sekali dari kehidupan. Mengapa kita harus diganggu oleh pengalaman pahit nan menyakitkan? Bukankah keindahan dan kebahaagiaan saja sudah lebih dari cukup bahkan menyenangkan bagi kehidupan?
Sebaiknya memang tak perlu ada kepedihan di dunia. Semuanya tergantikan saja oleh kebahagiaan. Kebahagiaan yang membuat orang tersenyum, membuat orang melupakan kesakitan, melupakan apa itu duka. Sebaiknya hanya sukacita mutlak ada d idunia, tak perlu dukacita. Apakah guna dari dukacita selain membuat kita terpuruk dalam perasaan sedih? Ah... andai aku bisa merasakan kebahagiaan saja di dunia ini.
Tetapi mengapa tidak ada kebahagiaan yang terus menerus, mengapa harus berganti-ganti rasa sakit? Dinamis! Memang dinamis. Bentar-bentar senang eh tak lama kemudian tawa bisa berganti air mata. Mengapa semua itu harus ada? Mengapa seolah bahagia dan rasa sakit ialah pasangan yang saling mengisi? Saat ini aku, kamu, dia, mereka, kalian! Menangis hancur dalam kepedihan, tak lama selang waktu yang memudarkanya kita berganti tertawa bahagia seakan kepedihan itu tak pernah ada. Begitu juga saat kita menangis dalam kehancuran, mengumpat, memaki, seakan kita yang paling malang di dunia ini! Seolah kebahagiaan itu tak pernah hadir bagi kita.
Apakah yang kalian maksud dengan bahagia? Benarkah kalian benar-benar merasakan apa itu kepedihan? Lalu mengapa kamu hanya bersyukur untuk setiap tawa dan selalu mengutuk setiap air mata kesedihan? Perlukah aku menjawab semua yang seharusnya kalian, kamu, dia, dan mereka jawab? Aku rasa tidak! Gak penting bagiku untuk seperduli itu pada kebodohan kalian semua! Sebab aku juga bodoh sama seperti kalian! Aku juga tak benar-benar mengerti mengapa pedih ada dalam diriku dan mengapa bahagia harus memabukanku.
Satu hal yang aku tahu kini, tanpa rasa sakit aku tak akan tahu apa itu bahagia dan tanpa bahagia aku tak mengerti apapun tentang rasa sakit. Keduanya perlu ada untuk selalu membuat aku sadar bahwa aku bukan siapa-siapa! Hanya masalah waktu sampai aku benar-benar sedih, benar-benar bahagia, dan benar-benar lepas dari keduanya.... lepas dari kotak waktu dan kehidupan yang berisi ke-dua-nya!
sebuah goresan rasa.
0 komentar:
Posting Komentar